春になったら (When Spring Comes)

 Halo, apa kabar kamu semua, pengunjung blog saya. Semoga sehat dan bahagia, ya

Aduh, lama sekali saya tidak menulis di sini. Menjadi konsisten sangat tidak mudah, kendati ratusan peristiwa mendatangi, tak mudah menuliskannya.

Jadi, ceritanya saya sedang menonton serial 春になったら (When Spring Comes). Sebuah film Jepang yang sangat saya nanti-nantikan setiap akhir pekannya di TV berbayar.

Film ini berkisah tentang seorang anak perempuan yang bekerja sebagai bidan bersalin. Ia tinggal bersama ayah yang sudah cukup usia. Ibu/istri mereka sudah berpulang. Namun dalam kehidupan masih dibawanya dalam pembicaraan atau sekadar kenangan.

Dan inilah yang menjadi inti cerita, bagaimana mereka berdua berusaha saling mencintai kembali dengan sisa waktu yang diperkirakan dokter bagi ayah. 

Setelah bekerja 30 tahun sebagai staf penjualan di sebuah toserba, ayah mengundurkan diri karena sakit kanker yang makin mengerogoti kekuatan tubuhnya. Di hari terakhir ia bekerja, dengan segala kekuatan dan kepiawaian cara memasarkan, ia berhasil menjual 200 pisau dapur. Hari itu disaksikan putri, calon menantu, dan seorang staf rumah duka di mana ia ingin disemayamkan jika mati, ia meninggalkan kesan yang sangat mengharukan.

Itu hanya film tentang seorang ayah yang berjuang mengatasi sakit demi dapat menghantar putrinya ke pernikahannya. Dalam kehidupan nyata begitu banyak kisah yang menyentuh, mengharukan, yang membawa kita pada sisi kemanusiaan terdalam kita.

Beberapa waktu terakhir ini saya diperjumpakan dengan teman bahkan adik bungsu kami yang berjuang habis-habisan hidup dengan sakit kankernya. Berbagai terapi mereka jalani. Dan selalu saya kehabisan kata bagaimana membesarkan hati mereka. Menghibur mereka dengan kata-kata: "yang sabar dan ikhlas, ya" adalah kebodohan. Nyatanya mereka adalah teladan kesabaran dan keikhlasan yang sejati.

Saat ini saya ingin mempunyai telinga dan hati yang baik untuk kamu semua. Semoga.

Comments

Popular posts from this blog

Kesan dari Aki Fuji-San

THE POINT OF VIEW