Posts

Showing posts from October, 2021

Mencari Petzl

Image
 Hari Minggu pukul setengah dua belas siang, tiba-tiba suara gaduh memasuki halaman rumah. Vira, Arum, Gustaf, Astrid, seperti pasukan perang, membawa berita penting, mendesak, "Ada Vero, Marcel, Martin! Nicole juga, temannya Gustaf." Wah, wah. Anda mungkin bisa membayangkan, rumah yang biasanya hening, tiba-tiba dipenuhi celoteh anak-anak. Nicole, salah satu dari mereka, adalah gadis cilik, putih cantik, berambut sebahu - yang saat itu tampak acak-acakan dengan dahi basah karena keringat. Jelas, ia diajak berlari ke rumahku ini oleh teman-temannya. "Petzl belum pulang juga?" Tanya Marcel panik. Aku menggeleng. Secepat mereka datang, secepat itu pula mereka pergi. Rumah lengang kembali. Tetapi lima belas menit kemudian dua anak laki-aki yang sangat akrab, kembali mengusik libur siangku. "Bapak yang membetulkan listrik bilang lihat Petzl ngikutin sepeda motor. Kami mau cari di blok W. Kami ini Tim SAR!" Marcel dan Gustaf beradu suara. Tiga menit kemudia, gi...

Layang-layang Astrid

Image
 Merasa layang-layang pertama bikinannya itu jauh dari sempurna, Astrid memutuskan untuk membuat layang-layang kedua. Teman-teman yang lain sudah mulai membereskan sisa-sisa kertas. Layang-layang mereka sudah jadi dan kini mereka siap pergi ke toko bangunan, tempat belajar yang lain. Astrid duduk tenang di bawah rimbunnya daun mahoni dan mulai menghaluskan bambu sebagai kerangka. Wajahnya menyampaikan pesan ketekunan dan kerja keras. Panggilan teman-teman menguji konsentrasinya. Gadis kelas empat sekolah dasar itu terus bekerja tanpa henti. Dan sekarang, teman-temannya mulai tak sabar, gelisah menunggu. Tiba-tiba ia berhenti seakan keluar dari sebuah mimpi yang panjang. Senyum kemenangan menghias bibirnya. Matanya bersinar terang, "Ini layangan terindah yang pernah kulihat." Kejadian seperti ini sering terjadi juga pada anak yang lain. Mereka seperti individu-individu yang segar. Mereka dipenuhi dengan hidup dan menyerupai para ilmuwan yang berhasil dalam percobaan panjangnya...

Bunga Api

Image
Malam di perkemahan itu semakin dingin. Api unggun masih menyisakan bara kayu. Usai berkumpul di sekitar api unggun pada perkemahan malam itu, anak-anak masuk tenda. Hanya Ryan yang tertinggal. Ia memukul-mukulkan sebuah ranting mahoni pada bara itu, perlahan. Ajaib! Ada percikan kembang api.  Kemudian secara bertahap ia mempercepat gerakannya. Semakin lama semakin bersemangat. Terus dipukul-pukulkannya ranting itu di atas sisa arang yang masing membara. Ia tertawa kesenangan mengetahui hasil perbuatannya. Ratusan bunga api melambung di udara.  Malam dingin menjadi terang. Setelah sekian tahun bergaul bersama anak-anak, aku baru mengerti baha sangat sulit memaksankan anak belajar sesuatu yang bukan dari dirinya sendiri. Paksaan dari luar adalah beban bagi mereka. Maka, mengizinkan diri kita dipimpin oleh minat anak dan semangatnya adalah keuntungan ganda. Kegembiraan bagi diri kita dan penemuan besar bagi mereka.

DIARI RUMAH POHON

Image
 Hai, teman-teman, mulai hari ini saya akan mengunggah cerita-cerita kecil dari buku yang saya terbitkan 2016 silam.  Buku berjudul DIARI RUMAH POHON ini bercerita tentang hari-hari saya bersama 14 anak, mereka yang 'sekolah'di rumah pohon. Ya, rumah yang benar-benar dibangun di atas pohon, di antara ratusan pohon mahogany . Sekolah yang bertumbuh seperti mimpi saya.   Ini adalah kisah nyata, maka mungkin bukan tentang sebuah jalan keluar dari setiap persoalan. Selayaknya diari lainnya, ia adalah kumpulan cerita sehari-hari dari anak-anak usia 4 hingga 11 tahun.  Jika kamu menginginkan bukunya, kamu dapat meninggalkan pesan di sini, dan saya akan mengirimkannya kepadamu, tentu dengan mengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman.  Oya, pada setiap cerita saya menyisipkan sebuah karya origami yang saya lipat. Selamat menikmati dan terima kasih untuk berkenan membaca setiap kisahnya. Ria Santati Oktober 16, 2021