Mencari Petzl

 Hari Minggu pukul setengah dua belas siang, tiba-tiba suara gaduh memasuki halaman rumah. Vira, Arum, Gustaf, Astrid, seperti pasukan perang, membawa berita penting, mendesak, "Ada Vero, Marcel, Martin! Nicole juga, temannya Gustaf."

Wah, wah. Anda mungkin bisa membayangkan, rumah yang biasanya hening, tiba-tiba dipenuhi celoteh anak-anak. Nicole, salah satu dari mereka, adalah gadis cilik, putih cantik, berambut sebahu - yang saat itu tampak acak-acakan dengan dahi basah karena keringat. Jelas, ia diajak berlari ke rumahku ini oleh teman-temannya.

"Petzl belum pulang juga?" Tanya Marcel panik. Aku menggeleng.

Secepat mereka datang, secepat itu pula mereka pergi. Rumah lengang kembali.

Tetapi lima belas menit kemudian dua anak laki-aki yang sangat akrab, kembali mengusik libur siangku. "Bapak yang membetulkan listrik bilang lihat Petzl ngikutin sepeda motor. Kami mau cari di blok W. Kami ini Tim SAR!" Marcel dan Gustaf beradu suara.

Tiga menit kemudia, giliran Vira dan Astrid. Ho ho ho, memang jangan pernah berharap kamu bisa membaca koran dengan tenang kalau kamu sudah memilih anak-anak menjadi teman kecilmu, kata hatiku.

"Pinjam tali Petzl. Petzl ketemu!"

"Sudah pasti?"

"Ya, masih kami cari," la la la.

"Tapi pasti ketemu. Sekarang kami berbagi tiga kelompok. Berpencar." Jelas Astrid meyakinkanku.

"Ya, aku sudah kangen sekali dengan Petzl'" rengek Vira.


Hari itu semua anak mencari anjing jantanku yang berumur 15 tahun, sahabat anak-anak, penjaga di saat mereka tertidur lelap di dalam hangatnya kantung tidur, ditemani ribuan bintang yang berselimutkan kabut malam.


Model: Anjing
                                                                                                      Disain: Edwin Corrie
                                                                                                   Pelipat @origami_ria


Comments

Popular posts from this blog

春になったら (When Spring Comes)

Kesan dari Aki Fuji-San

THE POINT OF VIEW